Lebih lanjut, Ririek meyakini proses investasi Telkomsel di GOTO sudah memenuhi berbagai prinsip good corporate governance (GCG) yang berlaku.
"Demikian juga kita sampaikan proses investasi Telkomsel di GOTO yang kami yakini proses itu sudah memenuhi berbagai prinsip GCG yang berlaku," jelasnya.
Baca Juga:
Telkomsel Luncurkan Hyper AI untuk Optimalkan Jaringan dan Tingkatkan Layanan Pelanggan
Pada 16 November 2020, Telkomsel membuat perjanjian dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) alias Gojek untuk investasi dalam bentuk Obligasi Konversi (CB) tanpa bunga sebesar US$150 juta (setara Rp2,1 triliun per 31 Des 2020).
Kemudian, pada Mei 2021 Gojek merger dengan Tokopedia dan melahirkan GOTO. Aksi korporasi ini membuat Telkomsel mengkonversikan obligasinya dan melakukan exercise saham GOTO di harga Rp270 per saham senilai US$450 juta.
Merger Gojek-Tokopedia ini meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di GOTO. Besarnya minat investor terhadap saham GOTO itu terlihat saat pendanaan pra-IPO yang berakhir pada November-Desember 2021 lalu.
Baca Juga:
Telkomsel Bersama Pemprov Papua Barat Daya Luncurkan Program Telkomsel Ekosistem Pendidikan
Saat pra-IPO tersebut, valuasi GOTO sudah mencapai sekitar Rp375 per saham. Harga itu 39 persen lebih tinggi daripada harga konversi saham Telkomsel di GOTO sebesar Rp270 per saham. [tum]