Wahanaadvokat.com I Lewat buku setebal 400 halaman, Bacelius Ruru Direktur Utama (Dirut) Agung Podomoro Land mencoba lebih mengenalkan kepada publik tentang sosok, kiprah, idealisme dan pemikiran, serta karakter mendiang istrinya Emmy Yuhassarie Ruru.
Dengan cara unik untuk mengenang sang isteri, dia merilis buku "Sak Karepmu" bertepatan dengan setahun kepergian belahan jiwanya pada 11 Desember 2021.
Baca Juga:
Suap ke Ade Yasin dari Pihak Swasta Diduga Melalui Ajudan
Perempuan kelahiran 25 November 1950 itu berpulang setelah beberapa waktu berjuang melawan kanker.
buku setebal 400 halaman, Bacelius Ruru mencoba lebih mengenalkan kepada publik tentang sosok, kiprah, idealisme dan pemikiran, serta karakter mendiang Emmy.
Dia bukan cuma seorang isteri dan ibu dari dua anak mereka. Emmy juga seorang akademisi dan intelektual yang banyak bekerja di belakang layar.
Baca Juga:
Ingin Kuasai Harta, Pria di Dairi Tega Bunuh Nenek Kandung
Tak heran bila dia luput dari sorotan media, kecuali untuk kalangan terbatas di bidang hukum bisnis dan pasar modal. Berbeda dengan Bacelius Ruru yang pernah menjadi Sekretaris Kementerian BUMN, Dirjen Pembinaan BUMN, dan Kepala Badan Pengelola Pasar Modal.
Melalui Pusat Pengkajian Hukum (PPH), Emmy Yuhassarie Ruru punya andil besar dalam memodernisasi Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia). Jejaknya juga bisa ditelusuri di balik terbitnya UU Perseroan Terbatas, UU Perbankan, UU Kepailitan, UU Hak Kekayaan Intelektual, dan sebagainya.
Emmy juga menjadi tokoh di balik berbagai pelatihan untuk para hakim agung ketika pemerintah membentuk Pengadilan Niaga pada 1998.
Mahkamah Agung (MA) meminta Emmy menggelar pelatihan seputar hukum dagang, transaksi internasional, regulasi perbankan, hingga transaksi derivatif.
Pada 2011, silabus dan metode yang diimplementasikan Emmy diduplikasi dan dilembagakan di pusat pelatihan MA.
Saat menjadi Menkominfo, Sofyan Djalil merekrut Emmy sebagai staf khususnya bersama Alexander Rusli dan Loso Judianto.
Ketiganya ikut diboyong Sofyan ketika berganti posisi menjadi Menteri BUMN. Sofyan kemudian mewariskan Emmy kepada penggantinya, Mustafa Abubakar.
Dengan dukungan Emmy, dan Teuku Syahrul Ansari yang juga diwariskan Sofyan Djalil, rencana IPO sejumlah BUMN dapat diwujudkan Mustafa dengan clear dan clean.
Ketika sejumlah kalangan menyerangnya terkait IPO Krakatau Steel (KS) dan melakukan joint venture dengan POCO dari Korea Selatan, Emy meyakinkannya bahwa semua prosedur telah on the track.
Setelah KS, berikutnya Emmy dan tim membantu menyiapkan berbagai aspek legal untuk IPO Garuda Indonesia, dan right issue BNI, Mandiri, Global Bond Pertamina, dan stock split saham BRI. Hasilnya, pada 2010 Kementerian BUMN meraup dana dengan jumlah fantastis, Rp 50 triliun!
"Emmy menguasai segala aspek, dari filosofis hingga teknis sehingga saya merasa nyaman bekerja," puji Mustafa Abubakar seperti tertulis di halaman 272.
Emmy Yuhassarie adalah putri keempat dari lima bersaudara pasangan Kasman Kartodriyo, guru Muhammadiyah, dan Susi Agustini.
Emmy dan Bacelius Ruru pertama kali berjumpa di Washington pada 1980. Kala itu Bacelius tengah menimba ilmu hukum di Harvard dengan beasiswa Departemen Keuangan, dan Emmy menerima beasiswa Fullbright untuk master hukum di Berkeley. Keduanya menikah pada 1983, secara Islam dan Katolik.
Semula Emmy masuk Fakultas Hukum Universitas Airlangga sekedar menyenangkan sang Ayah. Tapi pilihan asal-asalannya itu ternyata mengubah seluruh takdir Emmy. Baik dalam karier, cinta, maupun hidupnya. Prof. Soetandyo Wignjosoebroto, ahli sosiologi hukum, disebut punya andil besar dalam membentuk Emmy menekuni ilmu hukum.
Semula, passion Emmy sebetulnya seni rupa. Dia ingin masuk Seni Rupa ITB atau Akademi Seni di Yogyakarta. Kemahirannya melukis merupakan bakat alam yang tetap dia salurkan di sela kesibukannya sebagai pakar hukum niaga.
Di masa remaja kemahiran Emmy melukis dimanfaatkan beberapa perusahaan produk kecantikan untuk melukis iklan produk mereka.
Dari honor melukis Emmy bisa membantu perekonomian keluarganya. Saat masuk kuliah, dia mampu membeli sendiri mobil mini N600 keluaran Honda.
"Sak Karepmu" dipilih Bacelius Ruru menjadi judul buku ini untuk menggambarkan betapa jargon ini biasa atau kerap terlontar dari mulut sang isteri kepada orang-orang di dekatnya.
Frase tersebut ekspresi kebebasan yang mengandung konsekuensi dari setiap keputusan. Ekspresi demokratis dan moderat seorang Emmy kepada orang-orang di lingkungannya. [tum]