Wahanaadvokat.com | Setamat kuliah hukum di Belanda pada 1920-an, pengacara Mr Besar memilih pulang ke Indonesia. Membela masyarakat pribumi yang miskin dan lemah.
Menyadur dari detikX-detik.com Jumat, (8/4/2022) melihat orang-orang pribumi yang menjalani persidangan Landraad (Pengadilan Negeri), hati Besar bergemuruh dan marah.
Baca Juga:
Rahmansyah Siregar SH & Partners Berhasil Menangkan Gugatan Perkara Perdata Sengketa Lahan
Bagaimana tidak. Orang-orang pribumi yang menjadi terdakwa harus duduk di lantai, membungkuk dalam-dalam dan sangat ketakutan.
Besar menilai perlakuan kepada para terdakwa pribumi seperti itu sebagai bentuk penghinaan pengadilan terhadap orang Indonesia. Apalagi ketika itu banyak hakim dan jaksa banyak menggunakan Bahasa Belanda saat bersidang. Dengan kondisi seperti itu, membuat para terdakwa sulit menerima keadilan saat bersidang.
Ya, itulah Besar yang memiliki nama lengkap Besar Mertokoesoemo atau Mas Besar Martokoesoemo, geram dengan kondisi seperti itu ketika menjadi ambtenaar ter beschikking (pegawai yang diperbantukan) pada Ketua Pengadilan Negeri (Landraad) Pekalongan dan Semarang, Jawa Tengah, antara tahun 1915-1920. Sebelum bekerja di dua pengadilan itu, Besar memang lulusan Recht School (Sekolah Kehakiman) di Batavia tahun 1915.
Baca Juga:
Polisikan Advokat LBH Jogja, Pengacara Alumnus UII Buka Suara soal
Dalam buku Merajut Sistem Keorganisasian Advokat di Indonesia tulisan Lusia Sulastri dan Kurniawan Tri Wibowo (2020), disebutkan bahwa Besar merupakan seorang pengacara atau advokat pertama di Indonesia. Bahkan dalam bukunya Legal Evolution and Political Authority in Indonesia: Selected Essays (2000), Daniel S. Lev menggambarkan sosok Besar sebagai advokat yang sering membela terdakwa miskin dalam persidangan.
Mr Besar Mertokoesoemo
Selain itu, pakar politik asal Universitas Washington, Amerika Serikat, itu menyebut reputasi Besar cukup cemerlang, baik di dalam maupun luar negeri. Besar dianggap sebagai ahli hukum yang pertama kali ikut menyusun konsep sistem peradilan di Indonesia. Bahkan Lev mensejajarkan reputasi Besar dengan pengacara (advokat) peduli masalah Hak Asasi Manusia (HAM) Yap Thiam Hien.