"Seribu, dua ribu itu berdampak besar buat kami, buat makan, buat keluarga, buat anak sekolah. Kalau bisa jangan hilang Pertalite, atau diadakan lagi Premium," katanya kepada BBC News Indonesia, Senin (27/12).
Pengemudi taksi, Ujang, juga keberatan jika harus mengisi BBM Pertamax yang harganya jauh lebih tinggi dibanding Pertalite.
Baca Juga:
Sediakan Layanan Premium, PLN Jamin Keandalan Listrik Masjid Raya Sheikh Zayed Solo
"Sekarang di masa pandemi, bawa uang ke rumah saja sulit. Terus nanti harus isi Pertamax. Lalu buat kami apa?" keluhnya.
Sebelumnya, disitus Kementerian ESDM, menyebutkan rencana penghapusan dua jenis BBM dilakukan untuk memperbaiki kondisi lingkungan.
"Kita memasuki masa transisi di mana Premium akan digantikan dengan Pertalite, sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan," ujar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Soerjaningsih.
Baca Juga:
Pertamina Resmi Hapus BBM Beroktan Rendah Premiun Mulai Tahun Depan
Soerjaningsih mengatakan, Premium RON 88 saat ini hanya digunakan oleh tujuh negara saja.
Kini, pemerintah tengah menyusun peta jalan (roadmap) BBM ramah lingkungan, di mana nantinya Pertalite juga akan digantikan dengan BBM yang kualitasnya lebih baik.
"Dengan roadmap ini, ada waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," katanya.