Satu liter Pertalite dijualnya Rp 12 ribu, sedangkan 1,5 liter dilego Rp 17 ribu.
"Sebenarnya bukan mau menaikkan harga, tapi buat bayar ongkos yang cari bensin (Pertalite), nggak ada kalau tidak dinaikkan," sambungnya.
Baca Juga:
Deputi Kemenkop UKM: Koperasi Berperan Penting Tingkatkan Kapasitas UMKM dan Taraf Hidup
Tak hanya Juwariyah, Fikri (32) warga Kalibendo, Tekung, Lumajang juga melakukan hal sama.
Namun, Fikri tak menaikkan harga meski harus bolak-balik pakai motor untuk beli Pertalite.
"Kalau punya motor besar enak isinya banyak, lah saya motornya kecil, tapi mau naikkan harga ya nggak bisa, malah nggak ada yang beli," pungkasnya. [tum]