Menurutnya kenaikan harga ini karena terganggunya rantai pasok gandum sebagai bahan utama mi instan imbas perang dagang Rusia-Ukraina.
Ukraina adalah eksportir utama gandum dunia, sehingga perang yang terjadi disana mengakibatkan pengiriman pasokan tersendat.
Baca Juga:
Indofood Buka Lowongan Kerja hingga 13 Maret 2024 untuk S1 Semua Jurusan
"Jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat," ujarnya dalam webinar virtual yang dikutip Selasa (9/8).
Tak hanya Syahrul, ancaman kenaikan harga mi juga sebelumnya pernah disampaikan Jokowi pada Kamis (7/8) lalu.
Kenaikan kata Jokowi juga dipicu masalah Rusia dan Ukraina. Jokowi menyampaikan invasi Rusia ke Ukraina sangat mempengaruhi komoditas pangan dunia misalnya saja gandum. Apalagi Indonesia mengimpor gandum dari negara-negara tersebut sebesar 11 juta ton.
Baca Juga:
Pihak Indofood Pastikan Indomie Sudah Penuhi Standar Keamanan Pangan
"Hati hati yang komoditas pangan dunia naik semua umpamanya gandum. Kita juga impor gandum gede banget 11 juta ton impor gandum kita," ujar Jokowi di Medan, Rabu (7/7).
Kenaikan harga gandum, tambah Jokowi, sudah pasti akan berdampak pada harga pangan seperti roti dan mi di Indonesia. Sebab Indonesia masih bergantung pada gandum dari dua negara tersebut.
"Ini hati hati yang suka makan roti yang suka makan mi, harganya bisa naik. Karena apa? ada perang di Ukraina. Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum 34 persen berada di negara itu. Rusia, Ukraina, Belarusia semua ada di situ. Di Ukraina saja ada stok gandum," paparnya. [tum]