Di samping temuan bahwa konsumen di Indonesia mulai melirik makanan sehat, mereka juga memiliki minat pada pelaku kuliner yang mempunyai kemudahan pesan antar.
Roy menjelaskan perubahan perilaku konsumen tersebut sejalan dengan pertumbuhan market untuk pesan antar makanan yang mencapai 24 persen pada kuartal II tahun 2022.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
"Kemudian, ketika market-nya membesar, variasinya makin banyak, dan ragam pilihan makanan, baik jenis, rasa, sampai pricing-nya beraneka ragam, maka tentunya konsumen semakin selektif," ungkap Roy.
"Dan, kemudian menentukan sebenarnya apa yang ingin mereka konsumsi."
Tidak berbeda jauh dengan temuan Grab, data yang dihimpun Mondelez juga menunjukkan perubahan pola konsumsi oleh konsumen di Tanah Air. Research Director NielsenIQ, Anindita Septadiani, menjelaskan bahwa data dari pihaknya membuktikan konsumen semakin selektif memilih camilan. Dalam hal ini, konsumen di Indonesia lebih memilih dan sadar terhadap makanan atau camilan yang berkualitas dan dibuat dengan cara yang baik pula.
Baca Juga:
Wamendag Roro Serahkan Penghargaan Perlindungan Konsumen 2024 kepada Para Kepala Daerah
"Kita dari Mondelez juga melakukan sebuah survei konsumen yang dinamakan The State of Snacking Survey, di mana kami menemukan pergeseran pola konsumsi masyarakat dalam memilih camilannya," tutur Anindita.
Perubahan pola konsumsi oleh konsumen Tanah Air yang semakin selektif memilih camilan memang berdampak baik untuk mereka. Namun, fakta ini dikatakan Anindita menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang kuliner.
"Kebangkitan ekonomi pada industri UMKM juga didukung oleh temuan NielsenIQ dalam Household Spending Survey, di mana terdapat peningkatan alokasi pengeluaran rumah tangga untuk leisure activity," jelas Anindita.