Hal ini tercermin dari posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) per Juli 2022 yang terjaga pada level 87,48 persen dengan tren pertumbuhan dana pihak ketiga yang tercatat mencapai Rp1.013,08 triliun.
"Menurut kami juga kenaikan bunga acuan tidak terlalu berdampak signifikan terhadap pertumbuhan kredit. Bank Mandiri tetap optimis target pertumbuhan kredit sebesar 11 persen hingga akhir 2022 dapat terealisasi dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian," jelas Rudi.
Baca Juga:
Per Maret 2024, Sri Mulyani Sudah Tarik Utang Baru Rp104,7 Triliun
Sementara itu, Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia (BBNI) Mucharom mendukung kebijakan yang diputuskan oleh BI. Kendati, ia tidak menjelaskan kapan transmisi kebijakan tersebut diterapkan di perseroan.
"Kami tentunya akan selalu mendukung kebijakan dari otoritas moneter BI dalam menstimulasi pertumbuhan sekaligus menjaga stabilitas ekonomi melalui penyesuaian suku bunga acuan," katanya.
Di sisi lain, Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA (BBCA) Hera F Haryn menyatakan pihaknya sampai saat ini belum menaikkan suku bunga simpanan dan kredit.
Baca Juga:
Pasca Pandemi Covid-19, Duet Bos BI dan Sri Mulyani Bawa Ekonomi RI Terbaik di Dunia
"Perseroan akan mengkaji dampak kenaikan suku bunga BI 7 days Reverse Repo Rate, serta menyiapkan strategi yang tepat untuk senantiasa memberikan nilai tambah dan layanan yang optimal bagi segenap nasabah dan masyarakat," kata Hera.
Saat ini suku bunga dasar kredit BCA yang berlaku adalah:
- Kredit Korporasi: 7,95 persen