"Jadi hoaks menurut saya kalau ada yang bilang bahwa ekonomi (Indonesia) di ujung persoalan," kata Bahlil.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan potensi resesi Indonesia sebesar 3 persen. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan Bloomberg.
Baca Juga:
Peringatan Resesi 2023 Disebut Alarm Palsu, Sri Mulyani Angkat Bicara
"Kita (Indonesia) relatif dalam situasi yang tadi disebutkan risiko (potensi resesi) 3 persen," ungkap Sri Mulyani.
Sementara, terdapat negara lain yang potensinya lebih dari 70 persen. Meski begitu, bukan berarti pemerintah terlena.
"Kami tetap waspada namun pesannya kami tetap akan menggunakan semua instrumen kebijakan, dari fiskal, moneter, sektor finansial, dan regulasi lain untuk memonitor itu (potensi resesi)," ujar Sri Mulyani.
Baca Juga:
2023 Dihantui Tekanan dan Potensi Ancaman Multidimensi, Survei LPI: Tahun yang Berat!
Sejauh ini, bendahara negara menilai ekonomi Indonesia masih cukup positif. Sebab, sektor keuangan RI lebih kokoh setelah kejadian krisis 2008-2009 lalu.
"Hal yang baik adalah semenjak krisis 2008-2009 krisis global, sektor keuangan kita relatif lebih prudent, sehingga mereka tangguh, NPL juga terjaga," papar Sri Mulyani.
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan utang luar negeri pemerintah menurun. Begitu juga dengan utang korporasi yang semakin rendah.