Di sisi lain, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pemerintah memasang 'payung pertahanan' hingga 200 miliar euro untuk menstabilkan ekonomi negara itu selama krisis energi.
Dana Stabilisasi Ekonomi (Economic Stabilization Fund/WSF) negara itu yang dibentuk selama pandemi covid-19 pada 2020, akan mengelola dan mendistribusikan bantuan negara.
Baca Juga:
G2C2: Perempuan Muda Hadapi Krisis Iklim
Dengan peluncuran kembali dana tersebut, Jerman juga bereaksi terhadap situasi pasokan gas yang berubah dengan Rusia.
"Kami sangat siap untuk situasi ini. Tidak akan ada pasokan gas dari Rusia di masa mendatang," kata Scholz seperti dikutip dari Antara.
Jerman telah secara aktif mencari mitra dagang baru serta memperluas pembangkit listrik tenaga batu bara dan nuklir sejak dimulainya konflik Rusia-Ukraina.
Baca Juga:
Krisis Energi di Eropa, Kantor PBB di Jenewa Tutup Karena Tak Bisa Bayar Listrik
Dua dari tiga pembangkit listrik tenaga nuklir Jerman yang tersisa masih dapat dioperasikan pada kuartal pertama 2023, meskipun ada rencana penghentian nuklir pada akhir tahun ini. [tum]