"Cara satu-satunya adalah melakukan adjustment harga minyak mentah dan pemerintah menyiapkan bantalan untuk masyarakat yang sangat rentan. Itu saja," tegas Faisal.
Lagipula, menurut catatan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, subsidi energi yang dianggarkan di tahun ini tidak tepat sasaran. Subsidi yang seharusnya dinikmati oleh golongan tidak mampu dan rentan, justru dinikmati mereka yang mampu alias orang kaya.
Baca Juga:
Jelang KTT WWF ke-10 di Bali, PLN Siapkan 52 Charging Station untuk Layani Ratusan Kendaraan Listrik Delegasi
Tren konsumsi LPG 3 kg terus meningkat dibandingkan dengan konsumsi LPG non subsidi. Data yang dimiliki BKF Kementerian Keuangan, sepanjang tahun 2022 konsumsi LPG 3 kg mencapai 7,82 juta metrik ton. Sementara LPG non subsidi konsumsinya hanya 0,58 juta metrik ton.
Hal yang sama juga terjadi pada subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) RON 90 atau Pertalite. Bagaimana konsumsi Pertalite mayoritas dikonsumsi masyarakat berpenghasilan atas.
Di mana konsumsi Pertalite hanya dinikmati 20,7% dari total konsumsi masyarakat kelas menengah ke bawah atau sekitar 17,1 liter per rumah tangga per bulan. Sementara orang berpenghasilan atas menikmati hampir 80% atau 79,3% dari total konsumsi atau 33,3 liter per rumah tangga per bulan. [tum]