Keadaan ini membuat Malaysia lah yang paling diuntungkan sebagai pemain utama selain Indonesia. Mengutip data dari Malaysian Palm Oil Board, harga ekspor minyak sawit melonjak 48,3 persen pada Maret jika dibandingkan Februari lalu.
"Namun, negara tersebut tampaknya tidak akan mampu mengatasi kejutan pasokan karena mengalami kekurangan tenaga kerja," katanya.
Baca Juga:
Pungutan Ekspor Sawit Dihapus, Negara Kehilangan Penerimaan Rp 9 Triliun
ASEAN Briefing menyebut pertumbuhan produksi Malaysia merosot ke level terendah 5 tahun tahun terakhir karena perusahaan minyak sawit kesulitan untuk menemukan pekerja asing, pekerjaan yang ogah dilakukan oleh rakyat Malaysia sendiri. Sekitar 80 persen pekerja perkebunan di Malaysia adalah orang asing dan mayoritas berasal dari Indonesia. [tum]