Konsumen.WahanaNews.co | Untuk menjadikan Indonesia sebagai raja industri baterai kendaraan listrik dunia rupanya tak mudah, terutama karena Indonesia harus menghadapi persaingan yang cukup ketat dengan negara tetangga, yakni Malaysia dan Thailand.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (12/09/2022).
Baca Juga:
Uni Eropa Berlakukan Tarif Tinggi Mobil Listrik Buatan China
Menurut Toto, Indonesia sendiri saat ini tengah membangun pabrik baterai kendaraan listrik di wilayah Karawang, Jawa Barat, hasil kerja sama dengan konsorsium asal Korea Selatan, LG Energy Solution dan Hyundai Motor Group.
Adapun pabrik tersebut rencananya akan memulai produksinya pada 2024. Produksi baterai dari Karawang ini rencananya akan diserap oleh Hyundai.
"Fasilitas di Karawang ini merupakan fasilitas terbesar di ASEAN untuk produksi baterai EV dan kita waktu itu untuk menarik ke situ sangat berkompetisi dengan Malaysia dan Thailand," ujar Toto.
Baca Juga:
Neta Luncurkan Model Ketiga Mobil Listrik di Indonesia, Dukung Pengurangan Emisi Karbon
Namun demikian, pemain global EV saat ini telah melihat bahwa Indonesia dapat menjadi EV Battery Production Hub di kawasan Asia Tenggara.
"Awalnya mereka (LG dan Hyundai) akan lakukan impor bahan baku utama karena belum didapatkan dari Indonesia, namun 2026 produksi end to end," kata Toto.
Toto menyebut kapasitas produksi baterai pada 2024 akan mencapai 10 Giga Watt hour (GWh). Adapun dari kapasitas tersebut, setidaknya dapat menghasilkan produksi ratusan ribu mobil listrik dan jutaan sepeda motor listrik.