Optimisme di pasar properti hunian ini juga seiring dengan penguatan nilai rupiah dan pertumbuhan ekonomi nasional yang terus positif. Bank Indonesia memprediksi tren positif penguatan Rupiah akan berlanjut seiring surplus transaksi berjalan, masuknya modal asing, serta pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi.
BI juga optimistis dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang mencapai 4,5-5,3 persen di 2023.
Baca Juga:
HUT ke-60 Prov Sulteng, Gubernur Paparkan Capaian Pembangunan dan Pemerintahan
Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh meningkatnya permintaan domestik dan kinerja ekspor. Selain itu, naiknya mobilitas, keyakinan konsumen, serta meningkatnya daya beli seiring penurunan inflasi diyakini dapat semakin memperkuat konsumsi swasta.
Marine menambahkan bahwa menguatnya rupiah dan optimisme pada pertumbuhan ekonomi membuat konsumsi pasar, terutama di sektor swasta, tetap terjaga.
Kebijakan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan juga diyakini akan menjaga suku bunga KPR di pasar akan tetap stabil, sehingga permintaan terhadap hunian juga tetap terjaga.
Baca Juga:
BPS Laporkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi di Maluku dan Papua
Hal ini tercermin dalam indeks permintaan Rumahcom. Meski masih tetap berhati-hati, konsumen juga terlihat semakin berani meningkatkan rentang harga pencariannya.
Sementara itu saturasi pasar properti semakin terasa di wilayah DKI Jakarta pada kuartal pertama 2023. Terutama jika membandingkan indikator-indikator seperti harga, suplai, dan permintaan dengan wilayah-wilayah lain di Jabodetabek pada semua jenis properti hunian.
Pinggir Jakarta