Merger Gojek-Tokopedia ini meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di GOTO. Besarnya minat investor terhadap saham GOTO itu terlihat saat pendanaan pra-IPO yang berakhir di bulan November-Desember 2021 lalu.
Saat Pra-IPO tersebut, valuasi GOTO sudah mencapai sekitar Rp375 per saham. Harga itu 39 persen lebih tinggi daripada harga konversi saham Telkomsel di GOTO sebesar Rp270 per saham.
Baca Juga:
Telkomsel Gandeng Kemenhub Garap Data Solutions Berbasis Digital
Lalu, pada 13 Mei 2022 saham GOTO anjlok 50 persen lebih sejak IPO menjadi Rp194 per lembar. Persoalan anjloknya harga saham ini kemudian memicu dugaan kerugian negara yang diakibatkan investasi Telkomsel di GOTO.
Berdasarkan dokumen DPR RI, banyak pihak kemudian mempertanyakan investasi Telkomsel yang merupakan anak perusahaan BUMN kepada GOTO, yakni penuh kejanggalan dan diduga masuk dalam pelanggaran hukum pidana.
Pasalnya, pada saat harga saham GOTO jatuh dan merugikan banyak pihak termasuk Telkomsel, banyak pihak yang mempertanyakan keabsahan investasi Telkomsel kepada pihak GOTO.
Baca Juga:
Ini 3 Cara Pinjam Pulsa Telkomsel
Salah satunya adalah kepemilikan saham GOTO oleh kakak kandung Menteri BUMN Erick Thohir, Garibaldi Thohir, yang merupakan komisaris utama GOTO.
"Masyarakat menduga adanya praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) atau penyalahgunaan kewenangan dan benturan kepentingan (conflict of interest) oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan kakak kandungnya yang juga dikenal dengan nama Boy Thohir," tulis dokumen itu.
Dugaan itu muncul karena Boy tiba-tiba menjadi pemegang satu miliar lembar saham GOTO pasca perusahaan itu disuntik dana atau sahamnya dibeli oleh Telkomsel yang merupakan anak perusahaan BUMN.