Wahanakonsumen.com | Indra Kesuma alias Indra Kenz memiliki berbagai cara untuk menggunakan uang yang ia dapat dari diduga korban-korbannya selama ini.
Cara-cara tertentu ia lakukan demi menjaga gaya hidupnya yang selama ini mendapat perhatian publik hingga Indra dikenal sebagai Crazy Rich asal Medan.
Baca Juga:
Indra Bekti Disebut Kena Pendarahan Otak, Bagaimana Kronologinya?
Salah satu hal yang Indra kerap lakukan adalah berbelanja barang mewah dan memamerkannya via akun YouTube pribadi.
Salah satu barang mewah yang Indra beli adalah mobil Rolls Royce, Tesla, dan Lamborghini.
Indra juga sempat menarik perhatian saat menyampaikan keisengannya membeli mobil Tesla melalui marketplace pada dini hari.
Baca Juga:
Kronologi Indra Bekti Dikabarkan Alami Pendarahan Otak
Mobil yang ia beli kala itu seharga Rp 1,5 miliar. Kedua, dia juga pernah membeli Lamborhini seharga Rp 9 miliar dan Rolls Royce dengan harga sama secara kontan.
Ketiga, Indra menggunakan uang yang ia peroleh untuk membeli rumah di Deli Serdang senilai Rp 30 miliar, dan rumah di salah satu kawasan di Medan seharga Rp 1,7 miliar. Keempat, dia memiliki tanah dan aset di kawasan Alam Sutera, Tangerang, dengan nilai ditaksir mencapai Rp 7,8 miliar.
Kelima, Indra dikenal suka ikut acara lelang yang diadakan selebritas. Keenam, dia sempat memamerkan haarga kaosnya yang senilai Rp 300 juta saat menjadi tamu di salah satu acara televisi.
Ketujuh, Indra diketahui memiliki usaha kursus trading online dan perusahaan agensi. Dua perusahaan ini dia dirikan pasca Indra menjadi trader.
Terakhir, Indar diketahui sudah merintis usaha di bidang lain seperti kuliner. Modal membuka usaha ini diduga berasal dari pendapatannya sebagai trader.
Pekan lalu, Pakar Tindak Pidana Pencucian Uang Yenti Garnasih menyebut para affiliator aplikasi investasi ilegal berpotensi besar dimiskinkan karena kejahatan yang dilakukan. Apalagi, saat ini PPATK sudah menelusuri aliran dana hasil penipuan yang mereka lakukan.
Yenti berkata, penelusuran PPATK harus diimbangi dengan penindakan cepat terhadap aset-aset dan dana yang dialirkan para affiliator ke berbagai rekening dan tujuan. Hal ini dibutuhkan agar kekayaan para affiliator belum berubah dan hilang wujudnya.
"Saya melihat yang disampaikan PPATK peluangnya besar (affiliator untuk dimiskinkan) dan bisa ditelusuri. Tinggal kita cepat-cepat, berkaitan dengan PPATK kan hanya mengetahui alirannya, yang repot kalau diambil tunai nanti hilang atau kalau sudah dibelikan barang-barang yang cepat harganya turun," kata Yenti kepada CNBC Indonesia, Senin (14/3/2022). [tum]