Tauhid mengerti pemerintah ingin menjaga daya beli masyarakat. Kalau harga pertalite naik, maka inflasi otomatis akan meningkat.
Lonjakan inflasi akan membuat konsumsi masyarakat berkurang. Ujung-ujungnya, ekonomi domestik akan bergejolak.
Baca Juga:
Polisi Gerebek SPBU di Medan, Terbukti Oplos Pertalite dengan Bensin Oktan 87
Tapi dilemanya, kalau pemerintah tak menekan subsidi energi dengan menaikkan harga pertalite secara bertahap, maka APBN jadi taruhannya.
"Memang pemerintah menyelamatkan inflasi, tapi lama-lama (APBN) bisa jeblok," imbuh Tauhid.
APBN memang sedang surplus beberapa bulan terakhir. Namun, hal itu terjadi karena pemerintah belum mengeksekusi belanja secara maksimal.
Baca Juga:
Ojol Kendari Protes, Pertalite Diduga Oplosan hingga Bikin Motor Mogok
Tauhid memproyeksi APBN tetap defisit hingga 4 persen pada akhir 2022. Untuk tahun depan, hal itu akan bergantung dengan keputusan pemerintah mengatur belanja dan subsidi.
"Akhir tahun ini tetap akan defisit, sekarang-sekarang lagi surplus itu bukan karena pemerintah efisiensi tapi kemampuan eksekusi belanja barang dan belanja modal belum optimal," ujar Tauhid.
Alihkan Dana IKN untuk Subsidi